Keberlanjutan untuk Pendidikan Berkualitas di Indonesia
Covid-19
masuk dan memberikan serangan dan dampak yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia bahkan seluruh dunia, berawal dari seorang WNI yang baru pulang dari
luar negeri dan ternyata membawa virus covid-19 hingga kini hamper 50 ribu
orang terkena virus tersebut tiap harinya. Sekitar 52.8 juta siswa formal dan
nonformal dari anak usia dini sampai perguruan tinggi dan 7.3 juta mahsiswa
terkena dampak , hingga sampai pada semua warga sekolah dan mengakibatkan semua
dituntut untuk WFH (Work From Home)
dengan skill, internet yang lebih ekstra berkali-kali lipat, orangtuapun
dituntut mengawasi lebih dan beberapa mengerjakan tugas sekolah. Pemerintah
telah menghabiskan kurang lebih 3 triliun dialokasikan untuk pelatihan guru,
kepala sekolah, pengawas untuk meningkatkan kualitas Pendidikan milyaran siswa
Covid-19
tentunya memiliki segala problematika yang bergitu beragam namau dibalik itu
juga memiliki 2 sisi bagaikan sebuah koin, sisi positif dan negative. Pada situasi
pandemic seperti sekarang ini tentunya siswa maupun guru terpaksa melakukan
pekerjaan ataupun belajar dari rumah atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
malaluai berbagai platform pembelajarran, hai tersebut dapat memicu dan
menstimulus siswa dalam belajar siswa akan lebih banyak meng eksplor berbagai macam
hal baru dan mendapatkan kreatifitas tanpa batas, merdeka belajar, lebih
mengenal teknologi dan berbagai platform seperti zoom, google meet dan lain
sebagainya, hal ini juga membuka kesempatan bagi orangtua siswa dan guru untuk
lrbih mrngenalmdan berkolaborasi, orang tua wali juga akan lebih mengenal dan
mengawasi anaknya dalam perkembangan belajarnya. Dampak negative dari pandemic ini
antara lain yang pertama tidak adanya
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas hal ini yang terkadang menjadi hal
paling dirindukan olah semua siswa karena tidak dapat bertemu dengan
teman-temannya, dan pembelajaran melalu online class yang cenderung lebih
membosankan. Kedua adanya perbedaan sumberdaya yang tersedia karena hal ini
adalah sebuh hal baru yang seelumnya belumpernah ada. Ketiga prosespembelajaran
akan menjadi lebih sulit bagi semua orang karena terbatasnya tatap maya dalam
pembelajaran sehingga terkadang siswa sungkan ingin banyak hal pada guru. Keempat
bahaya hal negative dari internet yang sangat mudah diakses oleh siswa hat
tersebut juga merupakan sesuatu yang penting untuk diperhatikan oleh otang tua
maupun guru.
Dalam
menghadapi pandemic covid-19 pemerintah pun mengeluarkan kebijakan untuk
menanggulangi wabah ini seperti learning from home atau work from home agar
siswa ataupun guru tudak perlu ke sekolah jika tidak dibutuhkan, Ujian Nasional
pun dihapuskan diganti ijian hanya pada tingkatn daerah, disekolah-sekolah
ataupun tempat lainnya diwajibkan malakukan atau menerapkan protocol Kesehatan guna
mencegah penularan, pemerintah menganggarkan ulan dana BOS dan BOP untuk
melakukan pelatihan’prlatihan dan memberikan subsidi kepada siswa untuk membeli
kuota internet
Evaluasi
dalam pengajaran jarak jauh sangat dibutuhkan agar pembeljaran keberlanjutan Pendidikan di Indonesia lebih
baik, dimana pengajaran jarak jauh ini sangatlah tidak evektif tetapi mengingat
situasi yang kurang mendukung sebagai guru harus bisa membuat pembelajaran lebih
menyenangkan dan tidak membosnkan. Infrastruktur yang kurang memadahi juga
sangat perlu du upgrade agar pembelajaran PJJ dapat dilakuka dengan maksimal. Keterbatasan kuota internet
yang juga menjadi masaah harus dapat diatasi bagimana pemerintah dapat
mensubsidi atau memberikan suplay badi siswa untuk dapat mengikuti pembalajaran
terutama yang berada di daerah terpencil, terjauh dan terdalam (daerah 3T).
psikologi siswa yang lama lama terganggu karen melakukan embelajaran jarak jau
harus dilakukan pembelajaran yang menyenangkan. Orangtua siswa yang frustasi
atau stress karena mendampingi anaknya karena tidak faham materi pembelajaran
juga harus menjadi perhatian oleh pemerintah dan sekolah.
Pada
akhirnya bagaimana pemerintah dapat membangun dan menjaga agar pembelajaran
tetap pada situasi yang terbaik, pembelajaran sekolah dapat bermetamorfosis dan
dapat mengontrol siswa sekolah mejadi sebuah system , guru dapat terus
meningkatkan skillnya dan menjad lebih professional , orangtua dan siswa
memliki mental dan sikap yag lebih aktif,dan membuat menejemen sekolah agar
pembelajaran lebih lancer hingga terbentuk komunitas belajar yang baru new
learning community in new normal
Penulis : Rahmad Triawan
Narasumber : Cepi safruddin Abd. Jabar
Comments
Post a Comment